Selesai menunaikan sholat, seringkali kita terburu-buru untuk kembali beraktivitas, seolah-olah kewajiban telah sepenuhnya tuntas. Padahal, ada sebuah “jembatan emas” yang menghubungkan akhir sholat dengan awal ketenangan sejati, yaitu ibadah dzikir. Momen singkat setelah salam ini bukanlah sekadar ritual tambahan, melainkan sebuah kesempatan berharga untuk memanen pahala, menenangkan jiwa, dan memperkuat ikatan dengan Sang Khalik. Memahami hikmah dan manfaat ibadah dzikir setelah sholat bukan sekadar menambah pengetahuan, melainkan membuka pintu menuju kedamaian batin dan kedekatan yang lebih erat dengan Sang Pencipta.
Table of Contents
ToggleMemahami Makna Dzikir: Lebih dari Sekadar Rutinitas
Banyak dari kita yang mengamalkan dzikir setelah sholat sebagai sebuah kebiasaan turun-temurun. Kita melafalkan Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar karena begitu yang diajarkan sejak kecil. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak dan merenungi apa sebenarnya makna dzikir itu sendiri? Secara bahasa, dzikr (ذِكْر) berarti “mengingat” atau “menyebut”. Dalam konteks ibadah, dzikir adalah segala bentuk aktivitas lisan maupun hati yang bertujuan untuk mengingat keagungan Allah SWT.
Dzikir bukanlah sekadar komat-kamit di bibir. Ia adalah aktivitas ruhani yang melibatkan kesadaran penuh. Ketika lisan mengucapkan Subhanallah, hati harus turut merasakan kesucian Allah yang Maha Sempurna dari segala kekurangan. Ketika lisan mengucap Alhamdulillah, hati harus meluap dengan rasa syukur atas segala nikmat yang tak terhingga. Dengan demikian, dzikir menjadi penghubung antara hamba dengan Tuhannya, sebuah dialog batin yang terus berlangsung bahkan setelah gerakan sholat berakhir.
Sholat itu sendiri merupakan puncak dari dzikir, sebagaimana firman Allah dalam Surah Thaha ayat 14: “…dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku.” Dzikir setelah sholat berfungsi sebagai penyempurna dan pelengkap. Ia ibarat penutup yang indah dari sebuah surat cinta kepada Allah. Jika sholat adalah inti percakapan, maka dzikir setelahnya adalah untaian kalimat penutup yang penuh harap, cinta, dan pengagungan, memastikan koneksi spiritual yang baru saja terjalin tidak langsung terputus begitu saja.
Keutamaan Dzikir Setelah Sholat dalam Al-Qur’an dan Hadits
Amalan dzikir setelah sholat bukanlah inovasi tanpa dasar, melainkan sebuah praktik yang sangat dianjurkan dan dicontohkan langsung oleh sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Keutamaannya begitu besar sehingga sangat disayangkan jika dilewatkan begitu saja.
Perintah Langsung dari Allah SWT dalam Al-Qur’an
Allah SWT secara eksplisit memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa berdzikir, termasuk pada waktu-waktu setelah sholat. Salah satu ayat yang paling jelas mengenai hal ini terdapat dalam Surah An-Nisa ayat 103:
> Fa idzaa qadhaitumush shalaata fadzkurullaaha qiyaamaw wa qu uudaw wa alaa junuubikum…
> “Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring…”
Ayat ini memberikan sinyal yang kuat bahwa aktivitas mengingat Allah tidak berhenti seiring dengan salam. Justru, setelah menunaikan kewajiban utama, kita didorong untuk melanjutkan dzikir dalam berbagai keadaan. Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan Allah (muraqabah) adalah sesuatu yang harus dipelihara sepanjang waktu. Dzikir setelah sholat menjadi momentum transisi yang krusial dari ibadah formal (sholat) ke ibadah non-formal (mengingat Allah dalam setiap aktivitas).
Janji Pahala Melimpah dalam Hadits Rasulullah SAW
Rasulullah SAW sebagai teladan terbaik tidak pernah meninggalkan amalan dzikir setelah sholat fardhu. Beliau mengajarkan bacaan-bacaan spesifik dan menjelaskan ganjaran luar biasa bagi yang mengamalkannya. Salah satu hadits yang paling populer mengenai hal ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:
> “Barangsiapa yang di akhir setiap sholat membaca tasbih (Subhanallah) 33 kali, tahmid (Alhamdulillah) 33 kali, dan takbir (Allahu Akbar) 33 kali, itu semua berjumlah 99, lalu ia menggenapkannya menjadi 100 dengan membaca: Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai in qadiir, maka akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim)
Hadits ini secara gamblang menunjukkan betapa besar manfaat dzikir setelah sholat. Hanya dengan amalan yang mungkin memakan waktu kurang dari lima menit, Allah menjanjikan ampunan dosa yang begitu luas. Ini bukanlah ganjaran yang main-main. Ini adalah bukti kasih sayang Allah yang tak terbatas, yang menyediakan “pintu-pintu ampunan” yang mudah diakses bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. Dzikir ini menjadi cara efektif untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang mungkin terjadi tanpa kita sadari.
Ragam Manfaat Dzikir untuk Ketenangan Jiwa dan Mental
Di era modern yang serba cepat dan penuh tekanan, kesehatan mental menjadi isu yang semakin krusial. Stres akibat pekerjaan, kecemasan akan masa depan, dan perasaan hampa seringkali menghantui. Menariknya, ajaran Islam sejak 14 abad lalu telah menyediakan “terapi” yang sangat ampuh melalui amalan dzikir.
Meredakan Stres dan Menenangkan Sistem Saraf
Secara ilmiah, aktivitas ritmis dan berulang seperti melafalkan dzikir memiliki efek menenangkan pada sistem saraf otonom. Ketika Anda fokus mengucapkan Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah… dengan perlahan dan penuh kesadaran, detak jantung cenderung melambat, pernapasan menjadi lebih teratur, dan otot-otot yang tegang mulai rileks. Ini adalah bentuk mindfulness Islami yang orisinal.
Energi negatif dari amarah, kekecewaan, atau kecemasan yang mungkin terbawa saat sholat dapat dinetralisir selama proses dzikir. Anda mengalihkan fokus dari masalah duniawi kepada keagungan Ilahi. Ketika Anda mengakui bahwa Allah Maha Suci (Subhanallah) dari segala masalah Anda dan Maha Besar (Allahu Akbar) dari segala kekhawatiran Anda, beban di pundak terasa lebih ringan. Ini adalah mekanisme coping stress spiritual yang sangat efektif dan dapat diakses kapan saja setelah sholat.
Meningkatkan Fokus dan Kejernihan Pikiran
Dunia modern membombardir kita dengan distraksi tanpa henti—notifikasi ponsel, email, media sosial, dan tuntutan multitasking. Akibatnya, kemampuan kita untuk fokus pada satu hal dalam satu waktu semakin menurun. Dzikir setelah sholat adalah latihan konsentrasi yang luar biasa. Selama beberapa menit, Anda melatih pikiran untuk tidak berkelana ke mana-mana, selain tertuju pada makna kalimat-kalimat agung yang sedang diucapkan.
Menumbuhkan Rasa Syukur dan Pandangan Hidup Positif
Salah satu pilar utama dzikir setelah sholat adalah ucapan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) sebanyak 33 kali. Ini bukan sekadar ucapan, melainkan sebuah latihan aktif untuk menumbuhkan rasa syukur. Dalam kesibukan, kita seringkali lupa akan nikmat-nikmat kecil: nikmat bernapas, nikmat melihat, nikmat bisa berjalan, dan terutama nikmat bisa menyelesaikan sholat.
Dengan mengulang-ulang Alhamdulillah, kita secara sadar “memanggil” kembali ingatan akan kebaikan Allah. Latihan ini secara perlahan akan mengubah mindset kita dari pola pikir kekurangan (scarcity mindset) menjadi pola pikir kelimpahan (abundance mindset). Anda akan lebih mudah melihat sisi baik dari setiap kejadian dan lebih optimis dalam menghadapi hidup. Rasa syukur adalah penawar racun bagi keluh kesah dan pesimisme, dan dzikir adalah cara paling sistematis untuk memupuknya setiap hari.
Panduan Praktis dan Urutan Dzikir Setelah Sholat
Mengamalkan dzikir setelah sholat akan lebih mantap jika kita mengetahui urutan dan bacaan yang dianjurkan berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW. Meskipun ada berbagai versi, berikut adalah urutan umum yang banyak diamalkan dan memiliki landasan yang kuat.
Bacaan Inti yang Dianjurkan
Setelah mengucapkan salam, disunnahkan untuk tidak langsung beranjak pergi. Mulailah dengan bacaan-bacaan berikut:
- Istighfar (3 kali): Membaca Astaghfirullahal 'adzim (أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ). Ini adalah permohonan ampun atas segala kekurangan dalam sholat yang baru saja kita laksanakan. Mungkin ada pikiran yang melayang atau gerakan yang kurang sempurna.
- Bacaan Pujian untuk Allah: Membaca Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam (اَللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ). Artinya, “Ya Allah, Engkau adalah As-Salam (Maha Sejahtera), dan dari-Mu lah kesejahteraan. Maha Berkah Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”
- Tasbih, Tahmid, dan Takbir (masing-masing 33 kali):
MembacaSubhanallah* (سُبْحَانَ اللهِ) sebanyak 33 kali. MembacaAlhamdulillah* (الْحَمْدُ لِلَّهِ) sebanyak 33 kali. MembacaAllahu Akbar* (اللَّهُ أَكْبَرُ) sebanyak 33 kali.
- Penggenap Seratus: Untuk menyempurnakannya, bacaan di atas ditutup dengan kalimat tahlil berikut sebanyak 1 kali: Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir (لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ).
- Ayat Kursi: Sangat dianjurkan membaca Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah: 255) setelah sholat fardhu. Keutamaannya, barangsiapa membacanya, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.
- Surah Tiga Qul: Membaca Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas masing-masing 1 kali (khusus setelah sholat Subuh dan Maghrib, dianjurkan dibaca 3 kali).
| Bacaan Dzikir | Jumlah | Makna Singkat | Manfaat Utama |
|---|---|---|---|
| Astaghfirullah | 3x | Aku memohon ampun kepada Allah | Membersihkan dosa & kekurangan sholat |
| Tasbih (Subhanallah) | 33x | Maha Suci Allah | Mensucikan Allah dari segala sifat kurang |
| Tahmid (Alhamdulillah) | 33x | Segala puji bagi Allah | Menumbuhkan rasa syukur |
| Takbir (Allahu Akbar) | 33x | Allah Maha Besar | Menguatkan hati & mengecilkan masalah |
| Tahlil (Penggenap) | 1x | Tiada Tuhan selain Allah… | Penegasan tauhid, menggenapkan pahala |
| Ayat Kursi | 1x | Ayat tentang keagungan Allah | Perlindungan & jaminan surga |
Tips Mencapai Khusyuk dalam Berdzikir
Berdzikir bukanlah perlombaan kecepatan. Kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas. Untuk merasakan manfaatnya secara maksimal, cobalah beberapa tips berikut untuk mencapai kekhusyukan:
<strong>Jangan Terburu-buru:</strong> Berikan jeda sejenak setelah sholat. Atur napas dan niatkan dalam hati bahwa Anda akan berdialog dengan Allah. Hindari melafalkan dzikir dengan cepat seolah-olah sedang dikejar waktu. Ucapkan setiap kalimat dengantartil* (perlahan dan jelas).
<strong>Pahami Maknanya:</strong> Sebelum berdzikir, luangkan waktu sejenak untuk mengingat arti dariSubhanallah,Alhamdulillah, danAllahu Akbar*. Ketika lisan mengucapkannya, biarkan hati ikut meresapi maknanya. Ini akan mengubah dzikir dari aktivitas mekanis menjadi pengalaman spiritual.
- Gunakan Jari atau Tasbih: Menggunakan jari-jemari tangan kanan untuk menghitung dzikir adalah sunnah. Selain itu, penggunaan tasbih (baik manual maupun digital) juga diperbolehkan untuk membantu konsentrasi dan memastikan jumlahnya tepat. Alat bantu ini bisa meminimalisir distraksi pikiran yang sibuk menghitung.
- Pejamkan Mata jika Perlu: Jika lingkungan sekitar terlalu banyak mengganggu, cobalah berdzikir dengan mata terpejam. Ini membantu memusatkan seluruh perhatian ke dalam diri dan kepada Allah SWT, sehingga lebih mudah untuk khusyuk.
Hikmah Agung di Balik Setiap Kalimat Dzikir
Setiap kalimat dzikir yang kita ucapkan setelah sholat bukanlah untaian kata biasa. Masing-masing mengandung hikmah dan falsafah hidup yang sangat dalam. Memahaminya akan meningkatkan kualitas dzikir kita dari sekadar ritual menjadi sebuah kontemplasi yang mencerahkan.
Hikmah Tasbih (Subhanallah): Mengakui Kesempurnaan Mutlak
Ketika kita mengucapkan Subhanallah (Maha Suci Allah), kita sedang melakukan sebuah deklarasi fundamental. Kita mengakui bahwa Allah SWT Maha Suci dari segala sifat kekurangan, kelemahan, kebutuhan, atau keserupaan dengan makhluk-Nya. Ini adalah penegasian. Kita menafikan segala pikiran buruk atau persepsi yang tidak pantas tentang Tuhan. Dalam hidup, kita seringkali “menyalahkan” takdir atau merasa Allah tidak adil saat ditimpa musibah. Ucapan Subhanallah berfungsi sebagai koreksi instan terhadap pola pikir tersebut.
Dengan ber-tasbih, kita mengembalikan segala sesuatu pada proporsinya. Kita mengakui bahwa kelemahan, kesalahan, dan kekurangan hanya ada pada diri kita sebagai makhluk, bukan pada Allah Sang Khalik. Hikmahnya, ini mengajarkan kerendahan hati. Kita menjadi sadar akan posisi kita sebagai hamba yang serba terbatas di hadapan Tuhan yang Maha Sempurna. Ini adalah langkah pertama menuju pemahaman tauhid yang benar, yaitu membersihkan citra Tuhan dari segala noda.
Hikmah Tahmid (Alhamdulillah): Kunci Kebahagiaan Hakiki
Ucapan Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah) adalah sebuah afirmasi positif. Setelah menegasikan segala kekurangan pada Allah melalui tasbih, kita kini mengafirmasi bahwa segala pujian, kebaikan, dan kesempurnaan hanya milik-Nya. Setiap nikmat yang kita terima, dari napas yang kita hirup hingga rezeki yang kita dapat, semuanya bersumber dari Allah. Tahmid adalah pengakuan akan hal tersebut.
Hikmah mendalam dari tahmid adalah ia melatih jiwa untuk menjadi pribadi yang bersyukur. Rasa syukur terbukti secara psikologis mampu meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Ketika kita fokus pada apa yang kita miliki (dengan memuji Pemberinya) daripada apa yang tidak kita miliki, hati menjadi lapang dan damai. Alhamdulillah adalah mantra anti-keluh kesah. Ia mengubah cara pandang kita terhadap dunia, dari melihat masalah menjadi melihat nikmat di balik setiap keadaan.
Hikmah Takbir (Allahu Akbar): Meluruskan Perspektif Hidup
Allahu Akbar (Allah Maha Besar) adalah kalimat yang paling sering kita dengar dalam sholat, dan juga menjadi bagian penting dalam dzikir. Kalimat ini memiliki kekuatan untuk merelatifkan segala sesuatu selain Allah. Ketika kita menghadapi masalah besar, utang yang menumpuk, penyakit yang berat, atau target pekerjaan yang mustahil, ucapan Allahu Akbar mengingatkan kita bahwa Allah lebih besar dari semua itu.
Hikmahnya, takbir memberikan kekuatan dan keberanian. Ia mengecilkan masalah di mata kita dan membesarkan pertolongan Allah di hati kita. Ia meluruskan kembali perspektif kita yang seringkali terbalik, di mana kita menganggap masalah kita lebih besar dari kekuasaan Tuhan. Dengan meyakini Allahu Akbar, seorang mukmin tidak akan mudah putus asa atau merasa tak berdaya. Ia tahu bahwa ia memiliki sandaran yang Maha Besar, yang tidak ada satu pun kekuatan di alam semesta ini yang dapat menandingi-Nya.
—
FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan Seputar Dzikir Setelah Sholat
Q: Apakah hukum dzikir setelah sholat wajib? Jika tidak sempat, apakah berdosa?
A: Hukum dzikir setelah sholat adalah sunnah muakkadah, artinya sunnah yang sangat dianjurkan dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW. Anda tidak berdosa jika meninggalkannya, namun akan kehilangan pahala dan keutamaan yang sangat besar. Jika sangat terburu-buru, membaca istighfar 3 kali dan doa Allahumma antas salaam… sudah merupakan amalan yang baik.
Q: Bolehkah saya berdzikir sambil berjalan atau berkendara setelah sholat?
A: Tentu saja boleh. Sebagaimana firman Allah dalam Surah An-Nisa: 103, kita dianjurkan berdzikir dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Berdzikir sambil berjalan atau berkendara tetap mendapatkan pahala. Namun, yang paling utama (afdhal) adalah melakukannya dengan tenang di tempat sholat sebelum beranjak pergi untuk menjaga kekhusyukan.
Q: Mana yang lebih baik, menggunakan jari atau tasbih untuk menghitung dzikir?
A: Menggunakan jari-jemari tangan kanan adalah yang dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW dan diyakini jari-jemari tersebut akan menjadi saksi di hari kiamat. Namun, penggunaan tasbih (baik manual maupun digital) diperbolehkan oleh mayoritas ulama sebagai alat bantu untuk menjaga hitungan dan membantu konsentrasi, terutama bagi mereka yang mudah lupa. Tujuannya sama, yaitu untuk fokus berdzikir kepada Allah.
Q: Apakah ada perbedaan dzikir setelah sholat fardhu dan sholat sunnah?
A: Dzikir yang telah dijelaskan di atas (Tasbih, Tahmid, Takbir 33x, dst.) secara spesifik dianjurkan setelah sholat fardhu lima waktu. Untuk sholat sunnah, tidak ada anjuran dzikir khusus yang serinci itu. Namun, tetap sangat baik untuk beristighfar dan memuji Allah dengan bacaan apa pun yang kita hafal setelah sholat sunnah sebagai bentuk syukur.
Q: Bagaimana jika saya tidak hafal semua bacaan dzikir yang panjang?
A: Lakukan semampunya. Islam adalah agama yang mudah. Jika Anda hanya hafal Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar, maka membacanya masing-masing 33 kali sudah sangat luar biasa dan sesuai dengan hadits. Jangan biarkan ketidaktahuan akan bacaan yang panjang menghalangi Anda dari mengamalkan dzikir yang inti. Mulailah dari yang Anda bisa, dan secara bertahap hafalkan bacaan lainnya.
—
Kesimpulan
Dzikir setelah sholat bukanlah sekadar pelengkap atau rutinitas tanpa makna. Ia adalah sebuah ibadah agung yang sarat dengan hikmah dan manfaat, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Dari perspektif spiritual, ia adalah cara untuk meraih ampunan Allah, menambal kekurangan sholat, dan terus menyambung koneksi dengan-Nya. Dari perspektif psikologis, ia adalah terapi gratis untuk menenangkan jiwa, meredakan stres, menumbuhkan rasa syukur, dan mempertajam fokus.
Setiap kalimat tasbih, tahmid, dan takbir yang kita ucapkan adalah deklarasi iman yang memperbarui cara pandang kita terhadap Tuhan, diri sendiri, dan kehidupan. Dengan meluangkan waktu beberapa menit saja setelah sholat untuk berdzikir dengan khusyuk, kita tidak sedang membuang waktu. Sebaliknya, kita sedang berinvestasi untuk ketenangan batin di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat. Jadikanlah momen setelah sholat sebagai waktu istimewa untuk berdialog dengan Sang Pencipta, dan rasakan bagaimana amalan sederhana ini mampu mengubah kualitas hidup Anda secara luar biasa.
***
Ringkasan Artikel
Artikel ini mengupas secara mendalam tentang hikmah dan manfaat ibadah dzikir setelah sholat. Dimulai dengan menjelaskan bahwa dzikir bukan sekadar rutinitas, melainkan aktivitas ruhani untuk mengingat Allah yang menyempurnakan sholat. Dzikir setelah sholat memiliki keutamaan besar yang didasarkan pada dalil Al-Qur’an dan Hadits, dengan janji ampunan dosa yang luas. Manfaatnya bagi kesehatan mental sangat signifikan, termasuk meredakan stres dan kecemasan, meningkatkan fokus, serta menumbuhkan rasa syukur dan optimisme. Artikel ini juga menyediakan panduan praktis mengenai urutan dan bacaan dzikir yang dianjurkan, lengkap dengan tabel dan tips untuk mencapai kekhusyukan. Lebih jauh, dibahas pula hikmah agung di balik setiap kalimat dzikir seperti Tasbih, Tahmid, dan Takbir yang dapat meluruskan perspektif hidup seorang Muslim. Dilengkapi dengan sesi FAQ untuk menjawab pertanyaan umum, artikel ini menyimpulkan bahwa meluangkan waktu untuk berdzikir adalah investasi berharga untuk ketenangan dunia dan kebahagiaan akhirat.













