—
Hari Jumat, sang penghulu hari (Sayyidul Ayyam), adalah hari yang paling istimewa dalam sepekan bagi umat Islam. Ia bukan sekadar penanda akhir pekan, melainkan sebuah hari raya mingguan yang penuh dengan keberkahan, ampunan, dan limpahan pahala. Allah SWT secara khusus memuliakan hari ini, menjadikannya kesempatan emas bagi hamba-Nya untuk mendekatkan diri dan memanen ganjaran yang tak terhingga. Mengetahui dan mengamalkan berbagai amal sunnah yang dikerjakan pada hari jumat adalah kunci untuk membuka gerbang keberkahan tersebut. Dengan niat yang tulus dan semangat untuk meneladani Rasulullah SAW, setiap Muslim dapat mengubah hari Jumatnya dari hari biasa menjadi hari yang luar biasa bernilai di sisi-Nya.
Artikel ini akan menjadi panduan lengkap Anda untuk memahami dan mengaplikasikan amalan-amalan sunnah di hari Jumat. Dari persiapan di pagi hari hingga momen-momen emas untuk berdoa di waktu senja, mari kita selami bersama bagaimana cara memaksimalkan setiap detik di hari yang mulia ini untuk meraih pahala yang berlipat ganda.
Table of Contents
ToggleMemahami Keistimewaan Hari Jumat, Sang Sayyidul Ayyam
Sebelum melangkah ke daftar amalan, penting bagi kita untuk meresapi mengapa hari Jumat memegang posisi yang begitu agung dalam Islam. Gelar Sayyidul Ayyam atau "penghulu segala hari" bukanlah tanpa alasan. Rasulullah SAW dalam berbagai hadisnya menjelaskan keutamaan hari Jumat yang membedakannya dari hari-hari lain. Memahami fondasi ini akan menumbuhkan rasa cinta dan motivasi yang lebih kuat untuk menghidupkan hari Jumat dengan ibadah terbaik.
Keistimewaan hari Jumat tertanam dalam sejarah penciptaan dan peristiwa-peristiwa besar dalam Islam. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sebaik-baik hari di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula ia dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya. Dan tidak akan terjadi hari kiamat kecuali pada hari Jumat." (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa krusialnya hari Jumat, menjadi panggung bagi momen-momen monumental, mulai dari awal mula manusia hingga penanda akhir zaman.
Lebih dari itu, hari Jumat adalah hari di mana Allah SWT membanggakan hamba-hamba-Nya yang berkumpul untuk menunaikan salat Jumat di hadapan para malaikat. Ini adalah hari pengampunan dosa, di mana setiap langkah menuju masjid untuk salat Jumat dihitung sebagai pahala. Keberkahannya melingkupi seluruh hari, dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, menjadikannya waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak zikir, doa, dan amalan kebaikan lainnya. Oleh karena itu, merugi sekali jika kita melewatkan hari Jumat tanpa upaya maksimal untuk meraih keutamaannya.
Persiapan Diri Menyambut Jumat: Amalan Sebelum Salat Jumat
Menyambut hari yang agung selayaknya dilakukan dengan persiapan yang agung pula. Persiapan ini bukan hanya tentang fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Amalan-amalan sunnah sebelum salat Jumat berfungsi untuk membersihkan diri lahir dan batin, mempersiapkan kita untuk menerima pancaran rahmat dan keberkahan yang Allah turunkan pada hari tersebut.
Mandi Jumat dan Membersihkan Diri
Amalan pertama dan yang paling ditekankan adalah mandi besar atau ghusl pada hari Jumat. Hukumnya menurut sebagian besar ulama adalah sunnah mu'akkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), bahkan ada yang mewajibkannya. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian mendatangi salat Jumat, maka hendaklah ia mandi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Anjuran ini menunjukkan betapa pentingnya kebersihan dan kesucian saat hendak menghadap Allah dalam ibadah salat Jumat yang agung.
Mandi Jumat bukan sekadar membersihkan badan dari kotoran. Ia memiliki dimensi spiritual, yaitu membersihkan diri dari hadas dan menyucikan jiwa untuk memasuki "hari raya" mingguan. Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah menjelang berangkat ke masjid. Selain mandi, sunnah fitrah lainnya juga sangat dianjurkan, seperti bersiwak untuk membersihkan mulut, memotong kuku, dan merapikan rambut serta kumis, sebagai bentuk penyempurnaan kebersihan diri.
Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian
Setelah tubuh bersih, sunnah berikutnya adalah menghias diri dengan pakaian terbaik yang kita miliki. Ini adalah bentuk pengagungan terhadap hari Jumat dan syiar Islam. Pakaian terbaik tidak harus baru atau mahal, tetapi yang terpenting adalah bersih, suci, dan sopan. Rasulullah SAW secara khusus menganjurkan untuk mengenakan pakaian berwarna putih, sebagaimana sabdanya, “Pakailah pakaianmu yang berwarna putih, karena itu adalah pakaian terbaikmu, dan kafanilah jenazah di antara kalian dengannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Selain pakaian, memakai wewangian (bagi laki-laki) juga merupakan sunnah yang sangat dianjurkan. Aroma yang harum tidak hanya menyenangkan diri sendiri, tetapi juga orang lain di sekitar kita, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan jamaah lain dengan bau yang tidak sedap. Kombinasi antara tubuh yang bersih, pakaian terbaik, dan aroma yang wangi menciptakan kondisi ideal untuk beribadah dengan penuh khusyuk dan percaya diri.
Memotong Kuku dan Merapikan Diri
Meskipun terlihat sepele, menjaga kerapian detail tubuh seperti kuku adalah bagian dari sunnah kebersihan yang dicintai Allah. Sebagian ulama menyebutkan bahwa memotong kuku termasuk dalam amalan yang baik dilakukan pada hari Jumat. Praktik ini sejalan dengan hadis tentang lima perkara fitrah (kesucian), yang di antaranya adalah memotong kuku.
Melakukan amalan ini pada hari Jumat menjadi istimewa karena ia menjadi bagian dari satu paket persiapan total untuk menyambut hari yang mulia. Bayangkan, seorang Muslim yang telah mandi, memakai pakaian terbaik, menggunakan wewangian, berjalan menuju masjid dengan kuku yang bersih dan rapi. Ini adalah cerminan dari seorang hamba yang benar-benar menghormati panggilan Allah SWT dan mengagungkan syiar-Nya di hari yang paling utama.
Inti Ibadah Jumat: Amalan Seputar Salat Jumat
Puncak dari ibadah di hari Jumat bagi kaum laki-laki adalah pelaksanaan salat Jumat secara berjamaah di masjid. Momen ini bukan hanya sekadar ritual, melainkan sebuah forum spiritual dan sosial yang sarat dengan pelajaran dan keberkahan. Ada beberapa amalan sunnah spesifik yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan salat Jumat.
Bersegera ke Masjid dan Mengisi Shaf Terdepan
Salah satu amalan yang pahalanya luar biasa besar adalah berjalan kaki dan datang lebih awal ke masjid. Rasulullah SAW memberikan perumpamaan yang sangat indah tentang pahala bagi mereka yang bersegera ke masjid. Beliau bersabda, “Barangsiapa mandi pada hari Jumat seperti mandi junub, kemudian pergi (ke masjid) pada waktu yang pertama, maka seakan-akan ia berkurban seekor unta. Siapa yang datang pada waktu kedua, seakan-akan ia berkurban seekor sapi. Siapa yang datang pada waktu ketiga, seakan-akan ia berkurban seekor domba jantan bertanduk…” dan seterusnya hingga yang terakhir datang seakan berkurban sebutir telur. (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini adalah motivasi yang sangat kuat untuk tidak menunda-nunda keberangkatan ke masjid. Semakin awal kita tiba, semakin besar "hewan kurban" pahala yang kita dapatkan. Selain itu, dengan datang lebih awal, kita berkesempatan untuk mendapatkan shaf (barisan) terdepan, yang juga memiliki keutamaan tersendiri. Kita juga memiliki lebih banyak waktu untuk berzikir, membaca Al-Qur'an, atau mengerjakan salat sunnah sebelum khatib naik mimbar.
Salat Sunnah Tahiyatul Masjid
Setiap kali memasuki masjid, kapan pun itu, kita disunnahkan untuk mengerjakan salat dua rakaat sebagai bentuk penghormatan kepada “rumah Allah”. Salat ini disebut Tahiyatul Masjid. Amalan ini menjadi lebih penting pada hari Jumat. Bahkan, Rasulullah SAW pernah memerintahkan seorang sahabat yang langsung duduk saat khutbah sedang berlangsung untuk berdiri dan mengerjakan salat dua rakaat secara ringkas.
Ini menunjukkan betapa kuatnya anjuran salat Tahiyatul Masjid. Dengan melaksanakannya, kita memulai rangkaian ibadah Jumat kita dengan adab yang benar. Setelah itu, kita bisa melanjutkan dengan salat sunnah mutlak (salat sunnah tanpa sebab tertentu) sebanyak yang kita mampu hingga khatib naik ke mimbar. Momen penantian ini adalah waktu yang berharga untuk diisi dengan ibadah, bukan dengan obrolan yang sia-sia.
Mendengarkan Khutbah dengan Khusyuk
Inti dari prosesi salat Jumat selain salatnya itu sendiri adalah mendengarkan khutbah. Khutbah Jumat berfungsi sebagai pengingat mingguan, nasihat, dan sumber ilmu bagi kaum Muslimin. Oleh karena itu, mendengarkan khutbah dengan saksama dan penuh perhatian adalah sebuah kewajiban. Rasulullah SAW memberikan peringatan keras terhadap mereka yang berbicara atau melakukan hal sia-sia saat khatib sedang berkhutbah.
Beliau bersabda, "Jika engkau berkata kepada temanmu pada hari Jumat, ‘Diamlah!’, padahal khatib sedang berkhutbah, maka engkau telah berbuat sia-sia (lagha)." (HR. Bukhari dan Muslim). Perbuatan sia-sia ini dapat menghilangkan atau mengurangi pahala salat Jumat kita. Maka, fokuskan seluruh perhatian pada isi khutbah, hindari bermain ponsel, mengobrol, atau bahkan mengantuk. Anggaplah setiap kata dari khatib adalah pesan penting yang ditujukan langsung kepada kita.
Amalan Peningkat Pahala di Luar Salat Jumat
Keberkahan hari Jumat tidak terbatas pada waktu sebelum dan selama salat Jumat saja. Ia membentang sepanjang hari, memberikan banyak kesempatan lain untuk menumpuk pundi-pundi pahala. Berikut adalah amalan-amalan utama yang sangat dianjurkan untuk diperbanyak pada hari Jumat.
Memperbanyak Membaca Surah Al-Kahfi
Membaca Surah Al-Kahfi adalah salah satu amalan sunnah hari Jumat yang paling populer dan memiliki keutamaan yang sangat besar. Waktu membacanya cukup fleksibel, yaitu dimulai dari malam Jumat (setelah Maghrib pada hari Kamis) hingga sebelum Maghrib pada hari Jumat. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. An-Nasa'i dan Baihaqi).
Keutamaan lainnya yang tak kalah dahsyat adalah perlindungan dari fitnah Dajjal. Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal." (HR. Muslim). Membaca surah ini secara rutin setiap Jumat tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga memberikan cahaya petunjuk dalam hidup kita dan benteng perlindungan dari fitnah terbesar di akhir zaman.
Memperbanyak Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Hari Jumat adalah hari yang paling utama untuk bershalawat kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Beliau sendiri yang memerintahkannya dalam sebuah hadis, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana shalawat kami sampai kepadamu padahal engkau telah hancur?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (HR. Abu Daud).
Shalawat adalah bentuk cinta, hormat, dan doa kita untuk Rasulullah SAW. Sebagai balasannya, Allah akan melimpahkan rahmat dan shalawat-Nya kepada kita. Satu kali shalawat dibalas dengan sepuluh kali rahmat dari Allah, diangkat sepuluh derajat, dan dihapus sepuluh kesalahan. Memperbanyak shalawat di hari Jumat adalah cara termudah untuk meraih keutamaan agung ini, sekaligus mempererat ikatan spiritual kita dengan sang Nabi.
Bersedekah di Hari Jumat
Semua hari adalah baik untuk bersedekah, namun bersedekah di hari Jumat memiliki nilai yang lebih istimewa. Ibnu Al-Qayyim, seorang ulama besar, berkata, “Sedekah pada hari Jumat dibanding sedekah pada hari-hari lainnya adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya.” Perumpamaan ini menunjukkan betapa berlipat gandanya pahala amal kebaikan yang dilakukan pada hari yang mulia ini.
Bentuk sedekah bisa bermacam-macam, tidak harus selalu dengan uang dalam jumlah besar. Memberi makan orang yang berpuasa (jika ada), memasukkan uang ke kotak amal masjid, mentraktir teman, atau bahkan memberikan senyuman tulus, semuanya bisa bernilai sedekah. Menyisihkan sebagian rezeki secara rutin untuk disedekahkan pada hari Jumat adalah investasi akhirat yang sangat menguntungkan.
| Amalan Sunnah Utama | Waktu Pelaksanaan | Keutamaan/Manfaat Utama |
|---|---|---|
| Mandi Jumat | Pagi hari Jumat sebelum ke masjid | Membersihkan diri, mengikuti sunnah, meraih kesucian. |
| Membaca Surah Al-Kahfi | Malam Jumat s/d sebelum Maghrib hari Jumat | Disinari cahaya di antara dua Jumat, terlindung dari fitnah Dajjal. |
| Bersegera ke Masjid | Sebelum waktu salat Jumat | Pahala seperti berkurban unta, sapi, dst. Mendapat shaf terdepan. |
| Memperbanyak Shalawat | Sepanjang hari Jumat | Mendapat 10 rahmat Allah untuk setiap 1 shalawat, doa disampaikan pada Nabi. |
| Bersedekah | Sepanjang hari Jumat | Pahala dilipatgandakan seperti sedekah di bulan Ramadhan. |
| Berdoa di Waktu Mustajab | Antara dua khutbah / Setelah Asar | Doa tidak akan ditolak oleh Allah SWT. |
Waktu Mustajab: Memburu Momen Emas untuk Berdoa
Salah satu hadiah terindah di hari Jumat adalah adanya satu waktu singkat di mana setiap doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba Muslim yang tulus pasti akan dikabulkan oleh Allah SWT. Ini adalah golden hour, momen emas yang harus kita buru. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat waktu mustajab, jika seorang hamba Muslim memohon sesuatu kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, maka Allah akan memberikannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Kapan Waktu Mustajab di Hari Jumat?
Para ulama memiliki beberapa pendapat mengenai kapan persisnya waktu mustajab ini terjadi. Namun, ada dua pendapat yang paling kuat dan populer:
- Saat Imam Duduk di Antara Dua Khutbah: Ini adalah waktu yang sangat singkat, namun penuh dengan ketenangan. Ketika khatib duduk sejenak sebelum melanjutkan khutbah kedua, ini adalah kesempatan untuk memanjatkan doa-doa terbaik kita dalam hati dengan penuh keyakinan.
- Setelah Salat Asar Hingga Terbenam Matahari: Ini adalah pendapat yang juga sangat kuat, didukung oleh banyak hadis dan praktik para sahabat. Mereka akan menggunakan waktu di penghujung hari Jumat ini untuk berzikir dan berdoa secara intens hingga waktu Maghrib tiba.
Karena ada perbedaan pendapat, sikap terbaik adalah berusaha memanfaatkan kedua waktu tersebut. Jangan sia-siakan jeda di antara dua khutbah, dan luangkan waktu khusus setelah salat Asar untuk ber-khalwat (menyendiri) dengan Allah, mencurahkan segala harapan dan permohonan kita.
Adab dan Doa yang Dianjurkan
Saat berada di waktu mustajab, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan agar doa kita lebih berkualitas. Pertama, panjatkan doa dengan penuh keyakinan dan kehadiran hati, jangan berdoa dengan lalai. Kedua, awali doa dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ketiga, akui dosa-dosa dan memohon ampunan sebelum meminta hajat dunia dan akhirat.
Tidak ada doa khusus yang baku, Anda bisa memohon apa saja kebaikan yang Anda inginkan, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun umat Islam secara umum. Mintalah ampunan, kesehatan, rezeki yang halal, keturunan yang saleh, dan yang terpenting, mintalah agar diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah (akhir yang baik) dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Inilah puncak dari perburuan keberkahan di hari Jumat.
FAQ – Pertanyaan Umum Seputar Amalan Hari Jumat
Q: Apakah amalan-amalan ini juga berlaku untuk wanita?
A: Ya, sebagian besar amalan ini bersifat umum dan sangat dianjurkan juga untuk wanita. Amalan seperti mandi Jumat, membaca Surah Al-Kahfi, memperbanyak shalawat, bersedekah, dan berdoa di waktu mustajab berlaku untuk semua Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Satu-satunya perbedaan utama adalah wanita tidak diwajibkan untuk melaksanakan salat Jumat di masjid, mereka dapat menggantinya dengan salat Zuhur di rumah.
Q: Bagaimana jika saya tidak bisa membaca keseluruhan Surah Al-Kahfi?
A: Jika Anda tidak mampu membaca seluruh surah (110 ayat), jangan berkecil hati. Bacalah semampu Anda. Sebagian ulama berpendapat bahwa membaca sebagiannya pun tetap mendapatkan keutamaan. Opsi lainnya adalah dengan mendengarkan bacaan murottal Surah Al-Kahfi, yang insyaAllah juga mendatangkan pahala dan keberkahan. Yang terpenting adalah niat dan usaha untuk menghidupkan sunnah ini.
Q: Saya sering mengantuk saat khutbah, apakah itu membatalkan pahala Jumat saya?
A: Mengantuk saat khutbah adalah hal yang manusiawi dan tidak membatalkan pahala Jumat Anda secara total, namun sangat mengurangi kekhusyukan dan faedah yang bisa Anda dapatkan. Rasulullah SAW memberikan solusi: "Jika salah seorang dari kalian mengantuk di masjid pada hari Jumat, maka hendaklah ia berpindah dari tempat duduknya ke tempat duduk yang lain." (HR. Abu Daud). Gerakan kecil ini dapat membantu menghilangkan kantuk dan menyegarkan kembali fokus Anda.
Q: Apakah ada larangan tertentu pada hari Jumat?
A: Larangan utama adalah berbicara atau melakukan perbuatan sia-sia saat khutbah berlangsung. Selain itu, sebagian ulama memakruhkan untuk mengkhususkan puasa sunnah hanya pada hari Jumat saja, kecuali jika bertepatan dengan puasa Daud, puasa Ayyamul Bidh, atau puasa sunnah lainnya yang rutin dilakukan.
Kesimpulan
Hari Jumat adalah anugerah mingguan dari Allah SWT yang dipenuhi dengan rahmat, ampunan, dan peluang pahala yang tak terhingga. Dengan memahami keistimewaannya dan berusaha mengamalkan sunnah-sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, kita dapat memaksimalkan setiap detiknya. Mulai dari persiapan fisik dan spiritual di pagi hari, bersegera menuju masjid, mendengarkan khutbah dengan khusyuk, hingga memperbanyak bacaan Al-Qur'an, shalawat, sedekah, dan doa di sepanjang hari.
Mengamalkan sunnah-sunnah ini secara konsisten akan mengubah hari Jumat kita menjadi momen puncak spiritual dalam sepekan. Ia bukan lagi sekadar hari libur, tetapi hari untuk mengisi ulang iman, membersihkan dosa, dan menabung bekal untuk kehidupan akhirat. Mari jadikan hari Jumat sebagai hari yang kita nanti-nantikan, hari di mana kita mempersembahkan ibadah terbaik kita kepada Sang Pencipta.
—
Ringkasan Artikel
Artikel ini merupakan panduan lengkap mengenai amalan sunnah yang bisa dikerjakan pada hari Jumat untuk meraih pahala berlipat. Hari Jumat, yang disebut Sayyidul Ayyam (penghulu segala hari), memiliki keistimewaan luar biasa dalam Islam, menjadi hari penciptaan Adam, hari pengampunan dosa, dan panggung bagi peristiwa besar lainnya.
Untuk memaksimalkannya, ada beberapa amalan yang dianjurkan:
- Persiapan Diri: Meliputi mandi Jumat, memakai pakaian terbaik (terutama putih), menggunakan wewangian (bagi pria), serta membersihkan diri seperti memotong kuku.
- Seputar Salat Jumat: Dianjurkan untuk bersegera ke masjid untuk mendapatkan pahala besar, mengerjakan salat sunnah Tahiyatul Masjid saat tiba, dan yang terpenting adalah mendengarkan khutbah dengan khusyuk tanpa berbicara.
- Amalan Sepanjang Hari: Termasuk memperbanyak membaca Surah Al-Kahfi yang memberikan cahaya dan perlindungan dari Dajjal, memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan bersedekah yang pahalanya dilipatgandakan.
- Memburu Waktu Mustajab: Terdapat waktu istimewa di hari Jumat di mana doa tidak tertolak. Waktu ini diyakini berada di antara dua khutbah atau setelah salat Asar hingga Maghrib.
Artikel ini juga mengklarifikasi bahwa sebagian besar amalan ini berlaku untuk wanita, serta memberikan tips praktis melalui tabel dan sesi FAQ. Kesimpulannya, dengan mempraktikkan sunnah-sunnah ini secara rutin, setiap Muslim dapat menjadikan hari Jumat sebagai momen puncak spiritual mingguan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.













